Blog Terbaru mengenai Bababos

Perang Tarif Tiongkok – AS: Dampaknya ke Harga PP Yarn di Indonesia

Perang Tarif Tiongkok – AS: Dampaknya ke Harga PP Yarn di Indonesia

Sejak tahun 2018, hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok memasuki babak baru dengan dimulainya perang tarif. AS, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump saat itu, memberlakukan tarif tambahan terhadap berbagai produk impor dari Tiongkok sebagai respons terhadap ketidakseimbangan neraca perdagangan dan dugaan praktik perdagangan tidak adil. Tiongkok membalas dengan langkah serupa, memberlakukan tarif terhadap barang-barang dari AS. Meskipun ada upaya negosiasi dan perjanjian dagang fase pertama pada awal 2020, ketegangan dagang terus berlanjut hingga sekarang.

Pada tahun 2023-2024, tarif tambahan telah diberlakukan oleh kedua negara, dengan AS menetapkan tarif khusus pada berbagai produk petrokimia dan tekstil dari Tiongkok, termasuk bahan baku untuk PP yarn. Tiongkok juga membalas dengan mengenakan tarif pada berbagai komoditas AS, termasuk bahan baku petrokimia.

Dampak Global terhadap Rantai Pasok Polypropylene

Polypropylene adalah polimer termoplastik yang banyak digunakan dalam berbagai produk, termasuk karung plastik, tali rafia, dan tekstil non-woven. Perang tarif menimbulkan ketidakpastian dalam perdagangan global, khususnya dalam distribusi bahan baku petrokimia, di mana Tiongkok dan AS merupakan dua pemain besar baik sebagai produsen maupun konsumen.

Ketika tarif diberlakukan:

  • Tiongkok cenderung mengalihkan ekspornya ke pasar lain di luar AS.
  • AS meningkatkan permintaan terhadap pemasok selain Tiongkok, seperti Korea Selatan, Arab Saudi, dan kawasan Asia Tenggara.

Perubahan pola ekspor-impor ini menyebabkan fluktuasi harga global polypropylene, yang pada akhirnya berdampak ke pasar domestik di negara-negara seperti Indonesia.

Dampak terhadap Harga PP Yarn di Indonesia

Indonesia sebagai negara pengimpor bahan baku PP yarn cukup terdampak oleh fluktuasi global akibat perang tarif Tiongkok-AS. Berikut beberapa dampaknya yang signifikan:

  1. Kenaikan Harga Impor
    Ketika terjadi ketegangan dagang, pasokan PP dari sumber utama seperti Tiongkok menjadi terbatas atau lebih mahal, menyebabkan harga PP yarn impor naik. Importir Indonesia terpaksa mencari alternatif dari negara lain dengan harga yang tidak selalu kompetitif.
  2. Volatilitas Harga Lokal
    Fluktuasi harga bahan baku global memengaruhi harga PP yarn di pasar lokal. Para produsen dalam negeri sering mengalami ketidakpastian dalam perencanaan produksi dan penentuan harga jual.
  3. Peluang dan Tantangan untuk Produsen Domestik
    Ketika harga impor naik, ini memberikan peluang bagi produsen PP yarn lokal untuk meningkatkan produksinya. Namun, tantangan tetap ada, seperti ketergantungan pada bahan baku propilena yang sebagian besar masih diimpor.
  4. Pengaruh terhadap Industri Hilir
    Industri hilir seperti tekstil, pengemasan, dan otomotif juga terkena imbas dari kenaikan harga PP yarn. Biaya produksi meningkat, yang dapat berujung pada kenaikan harga produk akhir atau penurunan margin keuntungan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga PP Yarn di Indonesia

Faktor Eksternal

  1. Fluktuasi Harga Minyak Mentah: Sebagai produk turunan petrokimia, harga PP yarn sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentah global.
  2. Kebijakan Perdagangan Tiongkok: Sebagai produsen PP yarn terbesar di dunia, kebijakan ekspor Tiongkok langsung mempengaruhi ketersediaan dan harga global.
  3. Nilai Tukar Rupiah: Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak pada biaya impor bahan baku dan produk jadi.

Faktor Internal

  1. Kapasitas Produksi Domestik: Pertumbuhan kapasitas produksi PP yarn di Indonesia telah membantu menstabilkan harga.
  2. Kebijakan Pemerintah Indonesia: Insentif untuk industri petrokimia dan tekstil domestik mempengaruhi struktur biaya produsen.
  3. Permintaan Domestik: Pertumbuhan industri tekstil dan manufaktur Indonesia menghasilkan permintaan yang konsisten untuk PP yarn.

Kesimpulan

Perang tarif Tiongkok-AS menunjukkan bagaimana ketegangan politik-ekonomi antara dua negara adidaya bisa merambat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Harga PP yarn sebagai salah satu komoditas industri strategis sangat dipengaruhi oleh dinamika global tersebut. Untuk itu, penting bagi pelaku industri dan pemerintah Indonesia untuk terus memantau perkembangan geopolitik global dan menyusun strategi yang adaptif dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga.